Laman

Teks berjalan

Selamat Datang di web blog KUA Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas Propinsi Jawa Tengah, dengan aplikasi SIMKAH kami terus mengembangkan mutu layanan menuju KUA berbasis IT # Biaya nikah di KUA GRATIS dan nikah di Luar KUA membayar Rp 600 rb, disetorkan ke Bank # Zona Integritas KUA: bebas gratifikasi dan korupsi, semua layanan di KUA Pekuncen GRATIS#

Selasa, 19 November 2013

Menag: Indonesia Memenuhi Syarat Menjadi Pusat Peradaban Baru Islam

Mataram (Pinmas) —- Menteri Agama  Suryadharma Ali optimis, ke depan, Islam ala Nusantara yang khas, toleran, inklusif, egaliter, serta tidak kaku dan konfrontatif dengan beragam kelompok di berbagai negara, akan menjadi salah satu rujukan dan peradaban Islam baru di dunia.
“Islam model Indonesia sangat unik dan menarik. Khasanah Islam kita dinamis dan beragam. Mampu membentuk satu harmoni dalam keragaman karakter. Ke depan, Islam Indonesia yang rahmatan lil ‘alamin, yang ramah, toleran, bersahabat dengan kultur dan kearifan lokal, nyaman, teduh, damai dengan agama lain, dan solutif, akan menjadi salah satu rujukun dan peradaban Islam baru di dunia,” terang Menag saat memberi sambutan pada acara 13 th Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS XIII) di The Santosa Hotel, Mataram, NTB, Senin (18/11) malam.
Untuk itu, lanjut Menag, kita harus mendialogkan, agar semua pihak berperan aktif dan berkontribusi dalam meneguhkan kekhasan Islam Indonesia. “Sudah saatnya, kita mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu umum. Hilangkan dikotomi di antara keduanya. Karena Al Qur’an, tidak hanya memuat ajaran agama, namun juga ilmu-ilmu umum, bahkan menjadi sumber ilmu,” tegas Menag.
“Kementerian Agama harus bersiap diri menyongsong momentum ini. Kita telah mentransformasi STAIN ke IAINIAIN ke UIN. Dan UIN harus bersiap untuk menjadi World Class University. Ke depan, PTAI tidak boleh menjadi pilihan kedua. Kita harus menyiapkan keunggulan kompetitif untuk bersaing dengan PT lain” tegas Menag.
AICIS XIII atau Konferensi Internasional Kajian Islam ini mengambil tema, “Distinctive Paradigm of Indonesian Islamic Studies: Toward Renaissance of Islamic Civilization.” Forum ini diharapkan mampu menjadi pemicu geliat khasanah pemikiran Islam Indonesia untuk selanjutnya sejajar dengan peradaban Islam lain di dunia.
Sementara itu, Dirjen Pendis Prof Nur Syam dalam sambutannya mengatakan, bahwa minat calon peserta AICIS kali ini meningkat. “Tahun 2011 calon peserta yang mengirim paper sekitar 300, tahun 2012 sekitar 500. Untuk tahun ini, tak kurang 900 calon peserta mengirim paper untuk menjadi peserta,” ungkap Dirjen.
Dari 900 calon, lanjut Dirjen, lewat seleksi ketat, kami ambil 128 peserta, ditambah dengan 150 peserta undangan dari PTAIN seluruh Indonesia. Dirjen menambahkan, selain dalam negeri, ada juga peserta AICIS dari luar negeri, antara lain: Malaysia, Singapura, Bunei, Philipina, Maroko, Inggris, Australia, Amerika dan Jerman.
Dalam konferensi ini, peserta akan melakukan dialog jarak jauh (teleconference) dengan Prof. Dr. Karen Hunt Ahmed (Profesor of Finance and Management at DePaul University Chicago USA), dan juga dengan Kevin W Fogg PhD (Indonesian Studies at University of Oxford-Inggris)
Setelah membuka Konferensi, esoknya (Selasa, 19/11), Menag bersilaturahim ke Pondok Pesantren Nurus Salam, Pujut Lombok Tengah dan silaturahmi dengan para tokoh agama di Mataram. (G-penk/mkd)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar