Laman

Teks berjalan

Selamat Datang di web blog KUA Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas Propinsi Jawa Tengah, dengan aplikasi SIMKAH kami terus mengembangkan mutu layanan menuju KUA berbasis IT # Biaya nikah di KUA GRATIS dan nikah di Luar KUA membayar Rp 600 rb, disetorkan ke Bank # Zona Integritas KUA: bebas gratifikasi dan korupsi, semua layanan di KUA Pekuncen GRATIS#

Minggu, 17 Agustus 2014

Duta Keluarga Sakinah dari Banyumas Raih Juara Satu Nasional 2014

Jakarta – Pasangan  suami istri dari Jawa Tengah KH Chariri Shofa – Hj Umi Afifah meraih nilai tertinggi (1226) sehingga menjadi  juara pertama  pemilihan Keluarga Sakinah teladan tingkat nasional tahun 2014 yang berlangsung di Jakarta. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berkenan memberi hadiah kepada pemenang yang diberikan langsung pada acara penutupan, Minggu  (17/08) sore.
Hadir dalam penutupan pemilihan dan penganugerahan Kantor Urusan Agama (KUA) dan KeluargaSakinah Teladan 2014 di Hotel Cempaka, Ibu Trisna Willy Lukman Hakim, Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar didampingi Hj Helmy Nasaruddin Umar, Sekjen Kementerian Agama Nur Syam, Pgs Dirjen Bimas Islam Abdul Djamil, Ketua Dewan Juri Keluarga Sakinah Ahmad Mubarok, serta Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Muchtar Ali selaku Ketua Dewan Juri pemilihan KUATeladan.
Juara kedua pemilihan Keluarga Sakinah teladan tingkat nasional tahun 2014 ini diraih pasangan asal provinsi Sumatera Barat H Awiskarni Husin dan Hj Neng Herawati dengan nilai 1159. Sedangkan juara ketiga, diraih pasangan dari Sulawesi Tenggara H Ryha Madi dan Hj Qamar Muhsin (1140).
Untuk juara harapan I, diraih pasangan dari Jawa Timur KH Fathur Rohman dan Hj Annisa Choiriyah (1115), harapan II dari Sulawesi Selatan H. Andi Muhammad Ali Yusuf dan Hj Andi Dalima Makarodda (1048), dan harapan III dari Lampung, H Sutrisno Hendro dan Hj Mardiyati (1020).
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam sambutannya mengaku bersyukur atas kegiatan pemilihan Keluarga Sakinah yang sudah terpelihara dengan baik. “Urgensi dan relevansi acara seperti ini yaitu bagaimana memiliki figur, sosok teladan keluarga sakinah yang semakin penting, apalagi semakin melonjaknya angka perceraian khususnya pasangan muda,” kata Menag.
Di era globalisasi, kata Menag, semua serba terbuka tidak ada lagi sekat, sehingga kita dapat mengetahui informasi dengan cepat. “Itu mempengaruhi nilai-nilai yang dianut anak-anak kita. Anak-anak begitu mahir menbgakses informasi tanpa tersaring. Ada positifnya, tapi tidak sedikit yang bertolak belakang dengan nilai-nilai agama dan sendi bangsa,” terangnya.
Dengan keberadaan keluarga sakinah, lanjut Menag, kita semua ingin belajar. Apalagi konteks sakinah itu sesuatu yang dinamis sangat diperlukan bagi generasi muda. “Saya merasa miris dengan tingginya angka perceraian, kursus pra nikah sangat penting. Saya kira BP4 (Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan) bisa membantu masalah ini,” kata Menag.
Menurut Ketua Dewan Juri Keluarga Sakinah, Ahmad Mubarok, secara umum kualitas peserta pemilihan Keluarga Sakinah lebih baik dari tahun sebelumnya. “Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari kegiatan ini,” kata pakar psikologi keluarga yang sudah 10 tahun menjadi ketua dewan juri.
Dalam kesempatan ini, pasangan asal Jawa Tengah mengaku senang bisa  memperoleh penghargaan tingkat nasional. “Saya senang, sekaligus sebagai cambuk agar lebih berhati-hati karena jadi sorotanmasyarakat,” kata  KH Chariri Shofa didampingi istrinya Hj Umi Afifah.  Pasangan ini dikaruniai lima anak. Disamping sebagai pengasuh Pondok Pesantren Darussalam, Chariri juga dosen di STAIN Purwokerto, sedangkan Hj Umi Afifah bekerja sebagai guru di MAN 1 Purwokerto, Banyumas.
Sumber: www.kemenag.go.id