Kupang (Pinmas) —- Kerukunan umat beragama yang terjalin dengan baik di Indonesia perlu dijaga sekaligus terus diwaspadai. Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali menilai, sikap waspada itu penting karena tidak semua pihak menilai kerukunan beragama sebagai hal yang positif.
“Tugas membina kerukunan hakikatnya juga tak pernah selesai. Karena ada sebagian pihak menganggap kerukunan yang ada sebagai kelemahan,” ujar Menag dalam sambutan peletakan batu pertama renovasi pembangunan Gereja Santa Maria Assumpta di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (27/05).
Hadir dalam kesempatan itu antara lain Gubernur NTT Frans Lebu Raya, Uskup Agung Kupang Mgr Petrus Turang, Dirjen Bimas Katolik Kemenag Semara Duran Antonius, Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti dan Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Kemenag Ahmad Gunaryo.
Menurut Menag, bangsa Indonesia yang memiliki beragam agama, suku, bahasa dan budaya sangat rentan memicu perpecahan horisontal. Untuk itulah Menag berpesan agar kerukunan yang sudah tercipta saat ini perlu terus dibina dan dilestarikan.
Menag menegaskan bahwa rongrongan dari pihak-pihak lain yang ingin mengoyak perdamaian diyakini akan terus muncul. “Lebih-lebih di wilayah yang penganut agamanya beragam, seperti Provinsi NTT,” terang Menag.
Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengakui, sampai kini kerukunan umat beragama masih terjaga dengan baik di NTT. Frasn yakin, warga NTT tidak mudah terprovokasi
pihak-pihak yang ingin merusak tatanan kehidupan yang sudah tertata dengan baik
itu.
pihak-pihak yang ingin merusak tatanan kehidupan yang sudah tertata dengan baik
itu.
Frans berharap, keberadaan gedung FKUB juga semakin memperkokoh rasa persatuan di antara pemeluk agama. “FKUB adalah sebuah kebanggaan bagi warga NTT. Tapi jangan sekadar gedungnya yang megah, tapi harus benar-benar mewujudkan kerukunan di tengah masyarakat,” pintanya.
Selain peletakan batu pertama, Menag kemarin juga meresmikan gedung baru Fakultas Agama Universitas Muhammadiyah Kupang dan peresmian Gedung Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi NTT di Jalan Eltari Kupang.
Senada dengan Menag, Sekretaris PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti juga menilai upaya
mewujudkan kerukunan tidak boleh cepat puas diri atau berhenti. Kerukunan juga
tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan tugas semua elemen masyarakat. “Kehidupan di NTT adalah potret nyata kerukunan beragama di Indonesia yang begitu indah,” jelasnya. (hakim)
mewujudkan kerukunan tidak boleh cepat puas diri atau berhenti. Kerukunan juga
tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan tugas semua elemen masyarakat. “Kehidupan di NTT adalah potret nyata kerukunan beragama di Indonesia yang begitu indah,” jelasnya. (hakim)
Sumber: www.kemenag.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar