Sistem Informasi Manajemen Bimas Islam (SIMBI) lahir sebagai respon atas kebutuhan data dan sistem informasi keagamaan yang tepat dan akurat. Data keagamaan sangat dibutuhkan, bukan hanya untuk kajian akademis, melainkan juga bagi pengembangan masyarakat Islam berbasis data agar lebih efektif dan tepat sasaran.
Dirjen Bimas Islam Abdul Djamil menyatakan pihaknya sangat membutuhkan ketersediaan data karena pengembangan institusi yang dipimpinya itu ke depan benar-benar didasarkan pada data kuantitatif dan tidak lagi bersifat spekulatif.
“Pengembangan layanan Bimas Islam ke depan benar-benar bertumpu pada data akurat, bukan data ala kadarnya,” kata Abdul Djamil saat meluncurkan (launching) Sistem Informasi Manajemen Bimas Islam (SIMBI), Pusat Data dan Informasi Bimas Islam dan sosialisasi budaya IT, di Kantor Kementerian Agama Jl. MH Thamrin, Jakarta, Selasa (08/04).
Menurut Djamil, sejak dipisah dari Ditjen Penyelenggaraan Ibadah Haji pada 2006, Ditjen Bimas Islam terus melakukan restrukturisasi organsiasi dan program berdasarkan amanat perundang-undangan yang berlaku. Sejak itu, Bimas Islam secara mandiri melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program bimbingan masyarakat Islam.
“Program-program Bimas Islam, sejak dari perencanaan, pelaksanaan, bahkan sampai pada evaluasi, semuanya membutuhkan ketersediaan data,” tegas Djamil.
Dikatakan Djamil, SIMBI lahir dari kesadaran akan kebutuhan tersedianya sistem aplikasi berbasis teknologi informasi atau IT guna menunjang pengembangan program Ditjen Bimas Islam ke depan. Sejalan dengan semangat reformasi birokrasi, SIMBI juga merupakan respon Ditjen Bimas Islam dalam mewujudkan birokrasi yang efektif, efisien dan berorientasi pada peningkatan kinerja dan layanan.
Abdul Djamil berharap keberadaan SIMBI nantinya akan berdampak luas terhadap peningkatan kinerja organisasi. Data dan informasi yang disediakan SIMBI, dapat meningkatkan kualitas perencanaan program karena sudah didasarkan pada data-data kuantitatif yang akurat, tidak spekulatif.
SIMBI terdiri dari beberapa konten informasi, data, dan aplikasi yang berhubungan dengan tugas dan fungsi Bimas Islam. SIMBI dirancang sebagai piranti utama perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kinerja Ditjen Bimas Islam sehingga menghasilkan program dan kinerja yang tepat sasaran dan mewujudkan amanat UU.
Selain itu, Abdul Djamil mengaku bahwa direktorat jenderal yang dipimpinnya juga terus menjalin kemitraan dengan berbagai lembaga dalam pengembangan masyarakat Islam, seperti: BAZNAS, BWI, Ormas Islam, MUI dan lainnya. Dari kemitraan setrategis itu, lahir sistem aplikasi seperti Sistem Informasi Zakat (SIMZAT), Sistem Informasi Wakaf (SIWAK) dan Sistem Informasi Penais (SISPEN) yang kini dalam tahap penyempurnaan. Sumber: www.kemenag.go.id
Dirjen Bimas Islam Abdul Djamil menyatakan pihaknya sangat membutuhkan ketersediaan data karena pengembangan institusi yang dipimpinya itu ke depan benar-benar didasarkan pada data kuantitatif dan tidak lagi bersifat spekulatif.
“Pengembangan layanan Bimas Islam ke depan benar-benar bertumpu pada data akurat, bukan data ala kadarnya,” kata Abdul Djamil saat meluncurkan (launching) Sistem Informasi Manajemen Bimas Islam (SIMBI), Pusat Data dan Informasi Bimas Islam dan sosialisasi budaya IT, di Kantor Kementerian Agama Jl. MH Thamrin, Jakarta, Selasa (08/04).
Menurut Djamil, sejak dipisah dari Ditjen Penyelenggaraan Ibadah Haji pada 2006, Ditjen Bimas Islam terus melakukan restrukturisasi organsiasi dan program berdasarkan amanat perundang-undangan yang berlaku. Sejak itu, Bimas Islam secara mandiri melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program bimbingan masyarakat Islam.
“Program-program Bimas Islam, sejak dari perencanaan, pelaksanaan, bahkan sampai pada evaluasi, semuanya membutuhkan ketersediaan data,” tegas Djamil.
Dikatakan Djamil, SIMBI lahir dari kesadaran akan kebutuhan tersedianya sistem aplikasi berbasis teknologi informasi atau IT guna menunjang pengembangan program Ditjen Bimas Islam ke depan. Sejalan dengan semangat reformasi birokrasi, SIMBI juga merupakan respon Ditjen Bimas Islam dalam mewujudkan birokrasi yang efektif, efisien dan berorientasi pada peningkatan kinerja dan layanan.
Abdul Djamil berharap keberadaan SIMBI nantinya akan berdampak luas terhadap peningkatan kinerja organisasi. Data dan informasi yang disediakan SIMBI, dapat meningkatkan kualitas perencanaan program karena sudah didasarkan pada data-data kuantitatif yang akurat, tidak spekulatif.
SIMBI terdiri dari beberapa konten informasi, data, dan aplikasi yang berhubungan dengan tugas dan fungsi Bimas Islam. SIMBI dirancang sebagai piranti utama perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kinerja Ditjen Bimas Islam sehingga menghasilkan program dan kinerja yang tepat sasaran dan mewujudkan amanat UU.
Selain itu, Abdul Djamil mengaku bahwa direktorat jenderal yang dipimpinnya juga terus menjalin kemitraan dengan berbagai lembaga dalam pengembangan masyarakat Islam, seperti: BAZNAS, BWI, Ormas Islam, MUI dan lainnya. Dari kemitraan setrategis itu, lahir sistem aplikasi seperti Sistem Informasi Zakat (SIMZAT), Sistem Informasi Wakaf (SIWAK) dan Sistem Informasi Penais (SISPEN) yang kini dalam tahap penyempurnaan. Sumber: www.kemenag.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar